Remaja Aktif di Media Sosial, Tapi Sudahkah Paham Cara Berkomunikasi Lintas Budaya? Jawabannya Ada di Video Ini

 Remaja Aktif di Media Sosial, Tapi Sudahkah Paham Cara Berkomunikasi Lintas Budaya? Jawabannya Ada di Video Ini


Penulis: TOTO 

BANDUNG | Bongkarr.com | Rabu, 17 DES 2025 | 6:29 WIB – 

Perkembangan teknologi digital telah mengubah cara manusia berkomunikasi. Interaksi lintas budaya kini terjadi hanya dalam hitungan detik melalui layar ponsel. Namun, kemudahan ini juga membawa tantangan baru, terutama potensi kesalahpahaman akibat perbedaan budaya. Menjawab tantangan tersebut, Pedagogi Berbasis Kompetensi Komunikasi Budaya dinilai menjadi pendekatan pendidikan yang semakin relevan dan mendesak di era digital.

Isu ini dibahas secara mendalam dalam konten edukatif yang diproduksi oleh Strategic Communication Center (STC) Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung (Fikom Unisba). Melalui video yang diunggah di YouTube, STC mengajak masyarakat—khususnya remaja dan pemerhati pendidikan—untuk memahami pentingnya membangun keterampilan komunikasi yang peka terhadap keberagaman budaya.

Pedagogi berbasis kompetensi tidak lagi berfokus pada seberapa lama seseorang belajar, melainkan pada apa yang benar-benar mampu dilakukan setelah proses pembelajaran. Dalam konteks komunikasi budaya, pendekatan ini membekali remaja dengan kemampuan praktis untuk berinteraksi secara efektif, empatik, dan saling menghormati di tengah perbedaan latar belakang budaya.

“Di era globalisasi digital, remaja setiap hari berinteraksi dengan budaya yang berbeda—baik melalui media sosial, gim daring, maupun konten hiburan global. Tanpa kompetensi komunikasi budaya, risiko konflik dan salah tafsir menjadi sangat tinggi,” ungkap tim STC Fikom Unisba dalam materinya.

Selain memperkuat empati dan pembentukan identitas diri, kompetensi komunikasi lintas budaya juga berdampak pada peningkatan prestasi akademik dan kesiapan menghadapi dunia kerja global. Remaja yang memiliki kemampuan ini dinilai lebih adaptif, percaya diri, serta unggul dalam kolaborasi internasional—sebuah soft skill penting di abad ke-21.

Pendekatan pedagogi ini dapat diterapkan melalui berbagai metode aktif, seperti pembelajaran berbasis proyek lintas budaya, simulasi komunikasi, analisis konten digital global, hingga kolaborasi daring dengan peserta dari berbagai negara. Dengan demikian, remaja tidak hanya menjadi konsumen informasi, tetapi juga warga digital yang bertanggung jawab dan inklusif.

Menariknya, video ini juga menyoroti bagaimana pendidikan tidak cukup hanya mengajarkan “apa yang harus diketahui”, tetapi apa yang benar-benar bisa dilakukan. Remaja diajak untuk memahami cara berkomunikasi secara efektif, empatik, dan saling menghargai di ruang digital yang penuh keberagaman.

Bagi Anda yang aktif di media sosial, tertarik pada dunia pendidikan, atau ingin memahami komunikasi lintas budaya secara praktis, video ini wajib ditonton. Bukan hanya untuk menambah wawasan, tetapi juga untuk membekali diri menghadapi dunia global yang semakin terbuka.


Tonton videonya di YouTube melalui tautan berikut:

 https://youtu.be/tH9cMpzLVss?si=KnugO68XdD_lerug

Sudahkah cara kita berkomunikasi mencerminkan sikap terbuka dan saling menghargai di era digital?

Temukan jawabannya di video ini.

Postingan populer dari blog ini

Papan Proyek SPAM Desa Panundaan Diduga Tak Transparan, APD dan K3 Jadi Sorotan

Heboh!! Pengakuan Beberapa Pengusaha Diduga Ditipu Melibatkan Bupati Bandung Dadang Supriatna, Apa Ini Benar?

Pengamanan Ketat Sengketa Lahan Walini, SPBUN: Tidak Ada Aksi Lapangan di Luar Putusan Pengadilan