EDITORIAL: Menjaga Hal Kecil Agar Tak Menjadi Bencana Besar
EDITORIAL: Menjaga Hal Kecil Agar Tak Menjadi Bencana Besar
Penulis: Toto | Editor: Lot Baktiar Sigalingging
Bandung | Bongkarr.com | 17 November 2025 -
Ketertiban ruang publik bukan sekadar urusan teknis pemerintah daerah atau aparat keamanan. Ia adalah fondasi dari rasa aman, kepercayaan sosial, dan kualitas hidup masyarakat. Namun sering kali, perhatian kita hanya tertuju pada masalah besar—padahal tanda-tanda awal kekacauan kerap muncul dari hal-hal kecil yang dibiarkan.
Inilah prinsip utama Teori Jendela Pecah:
Satu pelanggaran kecil yang dibiarkan akan melahirkan pelanggaran berikutnya.
Di berbagai daerah di Indonesia, teori ini kini kembali menemukan relevansinya. Vandalisme yang dibiarkan, sampah yang menumpuk, lampu penerangan yang rusak, trotoar yang tak terawat, hingga sudut-sudut kota yang menjadi titik berkumpul kelompok rawan—semuanya adalah gejala yang tidak boleh dianggap sepele.
Dan di tengah situasi ini, peran jurnalis menjadi krusial.
Jurnalis bukan hanya pelapor kejadian; mereka adalah pengingat publik dan penanda bahaya awal ketika ketertiban mikro mulai retak. Banyak persoalan kecil yang akhirnya diperbaiki pemerintah bukan karena laporan formal, tetapi karena liputan jurnalis yang konsisten memperkuat suara warga.
Media adalah jembatan antara masyarakat dan pengambil kebijakan.
Media adalah pengawas ruang publik.
Media adalah alarm pertama yang berbunyi ketika ketidaktertiban muncul.
Namun, kekuatan media tidak hanya terletak pada kritik. Keseimbangan informasi adalah hal yang mutlak. Ketika pemerintah bergerak cepat memperbaiki masalah atau ketika aparat menertibkan area publik, media juga memiliki tanggung jawab untuk mengabarkan. Keberhasilan harus disampaikan dengan cara yang proporsional agar publik memperoleh gambaran yang utuh dan adil.
Ke depan, Indonesia memerlukan sinergi yang lebih kuat antara jurnalis, pemerintah daerah, aparat keamanan, dan masyarakat. Penerapan Teori Jendela Pecah tidak hanya tentang menindak. Ia tentang membangun budaya peduli terhadap ruang bersama.
Karena pada akhirnya, ketertiban tidak lahir dari peraturan semata.
Ketertiban tumbuh dari perhatian.
Dari keberanian untuk tidak membiarkan hal kecil berlalu.
Dan dari konsistensi jurnalis yang mengambil posisi di garis depan, menjaga agar jendela pertama itu tidak pecah.
Indonesia yang tertib dimulai dari kepedulian kita pada hal paling sederhana.