📰 Tegangan Memuncak di Desa Cukanggenteng, Camat Turun Tangan Redam Aksi Warga

 ðŸ“° Tegangan Memuncak di Desa Cukanggenteng, Camat Turun Tangan Redam Aksi Warga

Penulis : Toto 

Editor    : Redaksi

Selasa, 8 Oktober 2025 | 7.24 WIB 

Kabupaten Bandung – Bongkarr.com  Suasana yang biasanya tenang di Desa Cukanggenteng, Kecamatan Pasirjambu, mendadak berubah tegang pada Selasa siang (7/10/2025). Puluhan warga mendatangi kantor desa untuk menuntut klarifikasi dari Kepala Desa Rosiman, buntut dari pernyataannya yang dianggap menyinggung Ketua RW 13, Yayat Hidayat.


     Awal Mula Konflik

Ketegangan berawal dari polemik bantuan Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) milik warga setempat, Ibu Itoh, yang tinggal di RT 2 RW 13. Dalam grup komunikasi internal desa, Kades Rosiman disebut mengeluarkan komentar yang dinilai mencemarkan nama baik Ketua RW dalam proses penyaluran bantuan tersebut.

Isu itu cepat menyebar di tengah warga dan memicu kemarahan, hingga berujung pada aksi spontan mendatangi kantor desa.


     Camat Pasirjambu Bergerak Cepat

Melihat eskalasi yang kian meningkat, Camat Pasirjambu, Nia Kania, S.Pt., M.I.L., turun langsung ke lokasi bersama unsur Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) — terdiri dari Kapolsek dan Danramil Pasirjambu, Ketua Apdesi, serta sejumlah pejabat kecamatan lainnya.

Rombongan Forkopimcam tiba di kantor desa sekitar pukul 13.00 WIB. Kehadiran mereka sontak menyita perhatian warga yang sudah memadati area kantor desa sejak siang. Situasi sempat memanas sebelum akhirnya diarahkan untuk dilakukan mediasi terbuka di ruang pertemuan desa.


     Mediasi Alot, Ketua RW Walkout, Linmas Mundur

Proses mediasi berjalan penuh emosi. Saat diminta duduk bersama, Ketua RW 13 Yayat Hidayat memilih keluar ruangan (walkout) sebelum pertemuan mencapai kesepakatan. Langkah itu mengejutkan banyak pihak, karena pertemuan diharapkan menjadi ruang klarifikasi dan pendinginan suasana.

Tjak lama berselang, seorang anggota Linmas menyerahkan seragamnya sebagai tanda pengunduran diri di hadapan aparat dan warga. Aksi simbolik ini menjadi puncak ketegangan dan memperlihatkan bahwa permasalahan sudah menyentuh sisi psikologis warga.


     Kepala Desa Rosiman Minta Maaf Terbuka

Setelah suasana mulai terkendali, Kepala Desa Rosiman akhirnya menyampaikan permintaan maaf secara terbuka di hadapan Forkopimcam, warga, dan perangkat desa.

> “Saya mohon maaf kalau ucapan saya kurang tepat atau menyinggung pihak lain, terutama Pak RW dan keluarganya. Tidak ada niat buruk, hanya terjadi miskomunikasi. Sekali lagi, saya meminta maaf kepada seluruh warga,” ujar Rosiman dengan nada tenang.

Pernyataan itu disambut dengan berbagai reaksi. Meski belum sepenuhnya meredakan ketegangan, langkah permintaan maaf tersebut dianggap sebagai titik awal penyelesaian konflik yang sempat mengguncang keharmonisan desa.


     Upaya Lanjutan

Hingga berita ini diturunkan, Ketua RW 13 belum memberikan keterangan resmi pasca-walkout dari mediasi. Pihak kecamatan memastikan bahwa proses mediasi akan dilanjutkan dalam waktu dekat untuk mencegah potensi gesekan sosial di masyarakat.

Camat Pasirjambu, Nia Kania, menegaskan bahwa pihaknya akan terus memantau situasi dan mengedepankan pendekatan persuasif.

> “Kami berharap semua pihak bisa menahan diri dan mengutamakan komunikasi yang baik. Tujuannya agar hubungan sosial di masyarakat tetap terjaga,” ujarnya.


     Catatan Redaksi Bongkarr.com

Peristiwa di Cukanggenteng menjadi pengingat bahwa komunikasi publik di tingkat desa harus dijaga dengan hati-hati. Ucapan seorang pemimpin memiliki bobot sosial yang besar. Salah langkah komunikasi bisa menjadi bara konflik di tengah masyarakat yang menjunjung tinggi rasa hormat dan kebersamaan.

Kejadian ini sekaligus membuka mata bahwa penyelesaian konflik sosial tak hanya soal jabatan, tetapi tentang kepekaan, empati, dan kemampuan menjaga marwah pelayanan publik.

Postingan populer dari blog ini

Papan Proyek SPAM Desa Panundaan Diduga Tak Transparan, APD dan K3 Jadi Sorotan

Heboh!! Pengakuan Beberapa Pengusaha Diduga Ditipu Melibatkan Bupati Bandung Dadang Supriatna, Apa Ini Benar?

Proyek PLTP Geo Dipa Ganggu Warga Malam Hari: Pemerintah dan Perusahaan Dinilai Egois, Asal Bacot Tanpa Nurani