Purbaya Guncang Sistem Lama: "Kalau Kebenaran Dianggap Ancaman, Mungkin Kita Terlalu Lama Hidup dalam Kebohongan"
Purbaya Guncang Sistem Lama: "Kalau Kebenaran Dianggap Ancaman, Mungkin Kita Terlalu Lama Hidup dalam Kebohongan"
Penulis : Toto | Kamis , 23 Oktober 2025 | 6:46 WIB
Jakarta, 22 Oktober 2025 — Nama Purbaya, Menteri Keuangan Republik Indonesia, menjadi trending topic global setelah pernyataannya yang kontroversial namun penuh ketegasan mengguncang panggung politik nasional. Melalui serangkaian pernyataan publik, Purbaya membuka tabir sejumlah praktik yang selama ini diduga membungkam suara rakyat dan mengunci akses terhadap proyek-proyek strategis milik publik.
Di tengah gelombang kritik dan dukungan, Purbaya menegaskan bahwa dirinya tidak pernah berniat menyerang siapa pun, melainkan hanya menyuarakan kebenaran yang selama ini tertutupi.
“Saya tidak pernah berniat menyerang siapa pun, tapi kalau kebenaran dianggap serangan, mungkin kita terlalu lama hidup dalam kebohongan,” ungkap Purbaya dalam keterangan persnya.
Pernyataan ini menyusul dugaan adanya penguasaan proyek-proyek rakyat oleh kelompok elite tertentu. Situasi ini dinilai memicu ketimpangan dan menciptakan ketidakadilan sistemik dalam pengelolaan keuangan negara.
Perang Melawan Ketakutan, Bukan Politik
Lebih jauh, Purbaya menyatakan bahwa kehadirannya dalam politik bukan untuk melawan individu, melainkan kebiasaan-kebiasaan lama yang selama ini dianggap normal namun menyimpang.
“Saya datang ke politik bukan untuk melawan orang, tapi untuk melawan kebiasaan,” tegasnya.
Purbaya juga menyoroti respons sejumlah pihak terhadap sikap transparan yang ia tunjukkan. Ia menyebut bahwa ketika pihak-pihak tertentu mulai “menggali”, maka yang akan mereka temukan bukanlah dirinya, melainkan sesuatu tentang diri mereka sendiri.
Transparansi dan Akuntabilitas: Semua Data Sudah Diserahkan
Dalam penjelasannya, Purbaya menyatakan bahwa seluruh data yang ia miliki telah melalui proses verifikasi ketat dan telah diserahkan kepada lembaga resmi untuk ditindaklanjuti sesuai hukum yang berlaku.
“Semua data sudah diverifikasi, semua transaksi sudah dicocokkan, dan semua komunikasi sudah kami serahkan ke lembaga resmi,” kata Purbaya.
Ia menegaskan, langkah ini bukan ditujukan untuk menjatuhkan individu atau kelompok tertentu, melainkan untuk menyelamatkan negara dari sistem yang telah terlalu lama dibiarkan berjalan tanpa koreksi.
“Saya Tidak Akan Diam Saat Semua Orang Memilih Diam”
Purbaya menyampaikan bahwa dirinya bukanlah sosok yang sempurna, namun ia memahami dengan jelas batas antara yang benar dan salah. Ia menyerahkan sepenuhnya penilaian kepada rakyat, yang menurutnya kini sudah lebih sadar dan berani bersuara.
“Saya bukan malaikat, tapi saya tahu bedanya salah dan benar. Dan rakyat sudah bisa menilai sendiri siapa yang berjuang dan siapa yang bersembunyi.”
“Saya tidak ingin diingat karena berani, tapi saya tidak diam ketika semua orang memilih diam.”
Pernyataan-pernyataan tersebut memicu reaksi luas dari berbagai kalangan, mulai dari aktivis antikorupsi, akademisi, hingga tokoh masyarakat. Sebagian menganggap langkah Purbaya sebagai awal dari reformasi nyata, sebagian lainnya menilai perlu kehati-hatian agar momentum ini tidak ditunggangi kepentingan politik tertentu.
Momentum Baru: Satu Nama Jatuh, Perjuangan Baru Dimulai
Dalam penutup pernyataannya, Purbaya menyampaikan bahwa dinamika saat ini belum berakhir dan akan ada fase lanjutan dari perjuangan melawan sistem yang menurutnya “gelap”.
“Satu nama sudah jatuh, tapi perjuangan melawan gelap baru saja dimulai. Kalau hari ini rakyat sudah berani bicara, maka tugas saya hanya satu: memastikan suara itu tidak dibungkam!”
Sebagai penutup, Purbaya menyampaikan komitmennya yang tak berubah:
“Purbaya selalu tegak untuk rakyat Indonesia.”
Catatan Redaksi:
Pernyataan dalam artikel ini disadur langsung dari keterangan resmi Menteri Keuangan Purbaya dan pernyataan publik yang telah diverifikasi. Artikel ini tidak bertujuan menggiring opini, namun bertujuan memberikan informasi faktual kepada masyarakat.
