Proyek Geo Dipa di Patuha Pasirjambu: Atas Nama Pembangunan, HAM Dilanggar?
Kabupaten Bandung | BONGKARR.COM — Di balik megahnya proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Geo Dipa, tersimpan kisah kelam warga terdampak yang hak-haknya terabaikan. Proyek yang konon katanya demi “kepentingan nasional” ini justru menunjukkan wajah kelam pembangunan yang menginjak-injak Hak Asasi Manusia (HAM).
Dalam sebuah tayangan investigatif dari kanal YouTube MKtv ( https://youtu.be/f0r3vO_-Ncc?si=bjW5xSZaDJZy1S5Y ), terlihat jelas bagaimana alat berat milik proyek Geo Dipa bebas melintas di tengah malam—mengganggu ketenangan warga yang seharusnya bisa beristirahat. Anak-anak terbangun, orang tua depresi, bahkan ada warga yang saking frustrasinya melempari tanaman sendiri di halaman rumahnya sebagai pelampiasan.
Kalau proyek ini benar-benar untuk rakyat, kenapa justru rakyatnya yang dikorbankan?” ujar seorang warga bernama Ujang, penuh amarah.
Ujang mengungkapkan bahwa setiap malam truk-truk besar melintasi jalan di depan rumahnya, menyebabkan kebisingan yang tak wajar. RT setempat pun mengaku sudah berulang kali meminta agar kegiatan proyek dihentikan saat lewat pukul 10 malam, namun seakan tidak ada yang peduli.

Keterangan yang tak kalah memilukan datang dari Ibu Wanty, warga terdampak lainnya. Ia mengatakan bahwa selama ini warga lokal hanya dijadikan penonton di tanah sendiri.
Yang kerja malah orang luar, sedangkan kami yang rumahnya bergetar tiap malam, malah tidak dilibatkan sama sekali. Kalau pun kami tidak bisa tidur, setidaknya berikan kami pekerjaan,” keluh Wanty dengan mata berkaca-kaca.
Kondisi ini menarik perhatian aktivis budaya dan lingkungan, Kang Yadi Mulyadi dari Balad Pandawa. Ia menyatakan:
Saya memang tidak terdampak langsung. Tapi setelah melihat video tersebut, saya yakin: ini bukan lagi soal proyek nasional, bukan soal peraturan, ini adalah persoalan mendasar tentang hak hidup, hak tidur, dan hak bicara yang dilanggar! Negara yang baik adalah negara yang melindungi HAM-nya, bukan membenarkan proyek yang merusak tatanan hidup rakyat.”
Di Mana Hati Nurani Negara?
Pemerintah dan perusahaan kerap berdalih bahwa proyek ini untuk kemajuan, demi masa depan, dan demi kemandirian energi. Tapi bila pembangunan melukai, menyingkirkan, dan membungkam—itu bukan kemajuan, itu kezaliman yang dibungkus jargon modernisasi.
Ini bukan soal siapa yang punya izin, bukan soal siapa yang pegang kontrak. Ini soal kemanusiaan.
Pembangunan tanpa nurani adalah penjajahan model baru.
Warga tidak menolak kemajuan. Tapi jangan jadikan mereka tumbal dari ambisi yang tidak tahu waktu dan tidak tahu diri.
Kami menuntut:
1. Penghentian operasional proyek pada malam hari.
2. Pelibatan warga terdampak dalam setiap proses dan pekerjaan proyek.
3. Audit HAM terhadap dampak sosial proyek PLTP PATUHA UNIT 2 PT Geo Dipa di Rancabali.
4. Pemulihan psikologis dan ekonomi untuk warga terdampak.
Jangan sampai suara rakyat dibungkam oleh deru mesin, dan mimpi anak-anak digantikan dengan dentuman alat berat.
Ketika pembangunan mengorbankan rakyat kecil, yang rusak bukan hanya lingkungan, tapi juga martabat bangsa.
Disusun oleh: Tim Advokasi Masyarakat Terdampak PLTP Geo Dipa
Didukung oleh: Balad Pandawa & Aktivis Kemanusiaan Kabupaten Bandung